REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Prancis punya peran dan tanggung jawab politik dalam genosida etnis Tutsi di Rwanda pada 1994. Pernyataan itu disampaikan Presiden Emmanuel Macron pada Kamis, saat berpidato dalam acara peringatan genosida di Kigali, Rwanda, tempat peristirahatan terakhir lebih dari 250 ribu korban genosida.
Macron menambahkan bahwa Prancis harus mengakui penderitaan yang menimpa Rwanda. Macron tiba di negara Afrika Timur itu pada Kamis pagi (27/5). Dia adalah pemimpin Prancis pertama sejak 2010 yang mengunjungi Rwanda.
Selama genosida, antara 7 April dan 15 Juli 1994, diperkirakan satu juta orang, terutama dari komunitas etnis Tutsi dan Hutu, tewas dalam kurun waktu 100 hari.