Selasa 01 Jun 2021 03:14 WIB

Prospek Berakhirnya Era Netanyahu di Drama Politik Israel

Oposisi Yair Lapid hampir berhasil mengumpulkan koalisi yang mengakhiri Netanyahu

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: Pool AP/Sebastian Scheiner
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ada kemungkinan masa berkuasa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berakhir. Prospek usainya rentang waktu 12 tahun pemerintahan Netanyahu itu terlihat di kancah drama politik Israel, tetapi dengan catatan tertentu.

Laporan media setempat menyampaikan bahwa pemimpin oposisi Yair Lapid hampir berhasil mengumpulkan koalisi yang akan mengakhiri rentang 12 tahun Netanyahu. Dia memiliki mandat 28 hari untuk membentuk pemerintahan baru.

Baca Juga

Situasi itu terlihat setelah empat pemilihan parlemen yang tidak meyakinkan dalam dua tahun. Peluang keberhasilan Lapid sebagian besar terletak pada dukungan politisi sayap kanan Naftali Bennett yang bakal menjadi kunci.

Partai Yamina di bawah naungan Bennett memiliki enam kursi kunci di parlemen. Pada Ahad, Bennett diharapkan mengumumkan secara meluas tentang keputusannya bekerja sama atau tidak dengan Lapid, yang memimpin partai Yesh Atid.

Pertama-tama, Bennett harus mengumpulkan para legislator partainya sendiri untuk bergabung dengan Lapid. Kemudian, memutuskan apakah akan mendukung pemerintahan "perubahan" yang terdiri dari faksi-faksi dari kiri, tengah, dan kanan.

Setelah Pemilu 23 Maret yang berakhir dengan jalan buntu, pengelompokan yang beragam seperti itu masih berpotensi rapuh. Selama beberapa hari terakhir, Bennett pun masih mempertahankan kebungkaman di hadapan publik.

Sebelum pertempuran Israel-Gaza meletus pada 10 Mei, ada laporan bahwa kesepakatan Bennett dan Lapid telah diselesaikan. Kala itu, Bennett menegaskan bahwa dia meninggalkan upaya membentuk koalisi dengan tengah dan kiri.

Dengan berlanjutnya gencatan senjata, juga surutnya gelombang kekerasan antara warga Arab dan Yahudi, kemitraan Lapid-Bennett bisa kembali ke jalurnya. Meskipun, komentator politik Israel tidak menerimanya begitu saja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement