Kamis 03 Jun 2021 08:12 WIB

WHO: 200 Ribu Warga Palestina Butuh Bantuan Kesehatan

WHO menyatakan konflik di Jalur Gaza memperburuk krisis kemanusiaan

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Mahmoud Al-Masri, 14, berdiri untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021 , di Beit Hanoun, Jalur Gaza.
Foto:

Sementara itu, kepala Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross, ICRC) meminta lebih dari 16 juta dolar AS untuk membantu rakyat Gaza. "Ketakutan, kegelisahan dan stress kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini," kata Robert Mardini.  

"Bahkan bila eskalasi lebih sebentar dari situasi yang lalu, butuh waktu bertahun-tahun  membangun kembali kerusakan yang ditimbulkan dalam 11 hari," katanya.

Ia mendorong solusi politik berarti untuk mengakhir konflik yang berlangsung sudah lama. "Sementara itu untuk jangka pendek kami perlu meningkatkan dukungan untuk memperkuat respon kemanusian di Jalur Gaza," katanya.

Sementara itu, direktur lembaga PBB di Gaza yang mengurus pengungsi Palestina di panggil atasannya setelah membuat rakyat Palestina marah. Ia mengatakan tidak dapat membantah serangan udara Israel sebagai langkah yang 'tepat'.

Pernyataan Matthias Schmale yang disampaikan dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel N12 pada 22 Mei lalu memicu protes rakyat Palestina. Serangan udara Israel menghancurkan 1.800 rumah dan merusak 14.300 rumah lainnya, memaksa puluhan ribu orang Palestina tinggal di sekolah yang dikelola PBB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement