REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kandidat menteri keuangan baru Israel, Avigdor Lieberman akan meningkatkan jumlah orang Yahudi ultra-Ortodoks dalam angkatan kerja. Hal itu menjadi prioritas utama Liebermen untuk meningkatkan perekonian Israel.
Pada Kamis (3/6), Liebermen menjelaskan bahwa dirinya akan memprioritaskan laki-laki dari Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam angkatan kerja. Saat ini, jumlah mereka hanya sekitar setengah dari angkatan kerja. Sebagian besar laki-laki Yahudi ultra-Ortodoks mengabdikan waktunya secara penuh untuk studi agama, dan bergantung pada tunjangan pemerintah serta donor.
"Kami akan melakukan segalanya untuk memberi mereka pendidikan dan memungkinkan mereka untuk belajar profesi dan berdiri di atas kaki mereka sendiri, tidak bergantung dengan amal dan semua tunjangan," kata Liebermen.
Partai Liebermen, Yisrael Beitenu dan tujuh partai lainnya mencapai kesepakatan koalisi pada Rabu (2/6) malam. Kesepakatan itu dinilai dapat menyelesaikan kebuntuan politik yang berkepanjangan, dan memaksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu turun dari jabatan yang ia duduki selama 12 tahun.
"Koalisi ini akan fokus terutama pada masalah ekonomi,” ujar Lieberman, yang merupakan mantan menteri pertahanan kepada Channel 13 Israel.
Liebermen mengatakan, salah satu tantangan utama adalah mengendalikan defisit anggaran Israel yang tidak masuk akal. Tujuan utama pemerintahan baru adalah untuk menyembuhkan ekonomi negara.
"Kami adalah negara yang tidak memiliki anggaran selama dua tahun terakhir," kata Liebermen.
Di tengah pandemi Covid-19, ekonomi Israel mengalami kontraksi 2,6 persen pada 2020. Tetapi pada tahun ini Israel mulai melihat pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.