Ahad 06 Jun 2021 13:51 WIB

Thailand: Konsensus ASEAN untuk Myanmar Segera Diterapkan

Junta Myanmar telah menunjukkan sedikit isyarat untuk mengabaikan konsensus

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Para pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari saat mereka membawa bendera serikat mahasiswa selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.
Foto: EPA/STRINGER
Para pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari saat mereka membawa bendera serikat mahasiswa selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand prihatin dengan kekerasan di sejumlah negara bagian Myanmar. Kementerian Luar Negeri Thailand berharap, konsensus yang disepakati oleh para pemimpin Asia Tenggara dengan junta militer untuk membantu mengakhiri kekacauan dapat diimplementasikan.

Junta Myanmar telah menunjukkan sedikit isyarat untuk mengabaikan konsensus lima poin yang disepakati oleh negara ASEAN pada April. Konsensus tersebut di antaranya menyerukan diakhirinya kekerasan, pembicaraan politik dan penunjukan utusan khusus regional.

Baca Juga

"Kami telah mengikuti perkembangan di Myanmar dengan sangat prihatin, terutama insiden kekerasan di banyak bagian negara itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat dalam sebuah pernyataan.

Tanee mengulangi seruan untuk mengakhiri kekerasan, pembebasan semua tahanan dan implementasi konkret dari Konsensus Lima Poin segera mungkin. Junta militer gagal menerapkan kontrol sejak merebut kekuasaan dari pemimpin terpilih Aug San Suu Kyi. Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan, sedikitnya 847 orang tewas dalam kekerasan dan bentrokan dengan pasukan keamanan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement