REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berjanji untuk melipatgandakan upaya memerangi kelompok sayap kanan, Selasa (8/6). Komitmen ini muncul setelah dua hari serangan bermotif kebencian yang menewaskan empat anggota keluarga Muslim di Kota London, Ontario.
"Ini adalah serangan teroris, dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami," kata Trudeau di House of Commons setelah mengheningkan cipta.
Trudeau menyatakan, akan terus memerangi kebencian secara langsung dan daring, termasuk mengambil lebih banyak tindakan untuk membongkar kelompok-kelompok kebencian sayap kanan. Dia mencontohkan dengan langkah tegas pemerintah Kanada memasukkan kelompok Proud Boys ke dalam daftar teroris.
Polisi menyatakan, keluarga yang terbunuh pada akhir pekan akibat serangan sebuah truk pikap karena agama mereka. Para korban terdiri atas tiga generasi keluarga dan berusia antara 15 hingga 74 tahun. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun yang selamat dan menjalani perawatan di rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam jiwa.
London merupakan kota berpenduduk sekitar 400 ribu orang yang terletak di tengah antara Detroit dan Toronto. Wilayah ini memiliki komunitas Muslim yang besar dan setidaknya tiga masjid.
Deretan bunga yang baru dipotong diletakkan di atas rumput di pintu masuk Masjid Muslim London, tempat ibadah di jantung komunitas yang pernah dihadiri para korban. "Masjid Muslim London, ini adalah masjid tertua kedua di Kanada. ... Komunitas London (Muslim) di sini telah membantu membangun kota ini," kata petugas keterlibatan komunitas dari kelompok nirlaba Dewan Nasional Muslim Kanada, Omar Khamissa.
Pada pagi hari, arus deras orang dewasa dan anak-anak meninggalkan karangan bunga, boneka binatang, dan tanda-tanda kecil lainnya. Benda-benda itu mengekspresikan kemarahan di sudut jalan tempat keluarga itu terbunuh saat berjalan-jalan sore pada musim panas.
Peristiwa penabrakan oleh Nathaniel Veltman ini pun berdampak pada kewaspadaan komunitas Muslim di wilayah London. "Islamofobia menggelegak di bawah permukaan dan muncul dari waktu ke waktu dengan konsekuensi yang menghancurkan," ujar imam dan koordinator pendidikan Islamnya, Aarij Anwer.
Anwer menyatakan, pengurus masjid telah meningkatkan langkah-langkah keamanan setelah seorang pria bersenjata membunuh 51 orang pada 2019 di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. "Kami telah meningkatkan keamanan kami sejak saat itu, dan sekarang bahkan lebih," kata Anwer.
Serangan itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec pada 2017. Wali Kota London Ed Holder menyebutnya sebagai pembunuhan massal terburuk dalam sejarah kotanya.
Pada Februari, Kanada menetapkan kelompok sayap kanan Proud Boys sebagai entitas teroris. Keputusan ini dilakukan dengan alasan kelompok tersebut menjadi ancaman keamanan aktif setelah serangan di Gedung Capitol Amerika Serikat pada awal Januari di Washington. Meskipun kelompok itu tidak pernah melakukan serangan di Kanada, para pejabat mengatakan pasukan intelijen domestik merasa semakin khawatir tentang hal itu juga akan terjadi.