REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pejabat kesehatan federal dan negara bagian di Amerika Serikat (AS) berupaya memberikan vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari Johnson & Johnson sebanyak mungkin, karena jutaan produk yang akan kedaluwarsa pada akhir bulan ini.
Salah satu alasan banyaknya dosis vaksin Johnson & Johnson tidak digunakan adalah jeda sementara penggunaan vaksin pada April. Keputusan penundaan pemberian vaksin dilakukan pihak berwenang AS karena kekhawatiran efek samping pembekuan darah.
Penelitian untuk memperpanjang umur simpan vaksin satu dosis sejauh ini masih dilakukan. Saat ini, vaksin hanya dapat disimpan dalam suhu dingin selama tiga bulan.
Pejabat kesehatan federal AS juga berusaha menemukan cara untuk memperpanjang umur dosis vaksin. Penasihat tentang Covid-19 di Gedung Putih, Andy Slavitt mengatakan para gubernur di negara bagian saat ini juga didorong untuk berkonsultasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tentang cara penyimpanan yang tepat.
Namun, Slavitt mengakui bahwa beberapa dari ratusan juta dosis vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan di Amerika tidak akan digunakan. Ia menyebut ada sebagian kecil dari dosis yang telah dikirim ke negara bagian yang pada akhirnya tidak akan digunakan karena sejumlah alasan keamanan.