REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pemerintah Azerbaijan telah menyerahkan 15 tahanan Armenia sebagai bagian dari imbalan atas peta yang merinci lokasi ranjau darat di Adgam. Adgam merupakan wilayah yang dilepaskan pasukan etnis Armenia atas kesepakatan mengakhiri perang kedua negara thaun lalu.
Seperti dilansir laman The Guardian, pertukaran tahanan, kesepakatan pertama antara kedua negara, diumumkan oleh kementerian luar negeri Azeri. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyambut baik berita itu .
Dia berharap langkah tersebut akan meletakkan dasar bagi lebih banyak kerja sama. "Kami terus menyerukan kembalinya semua tahanan dan siap membantu negara-negara di kawasan itu dalam upaya mereka untuk melanjutkan kerja sama dan menyelesaikan masalah luar biasa di antara mereka," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Tawanan perang adalah masalah utama bagi Armenia. Sementara ranjau darat terus menerus menimbulkan korban di pihak Azerbaijan. Dua jurnalis dan seorang pejabat lokal tewas pada 4 Juni ketika sebuah ranjau darat meledak di distrik Kalbajar Azerbaijan di wilayah yang dikosongkan oleh pasukan etnis Armenia pada November.
Gencatan senjata yang ditengahi Rusia menghentikan enam pekan pertempuran yang membuat tentara Azeri mengusir pasukan etnis Armenia keluar dari petak-petak wilayah yang mereka kuasai sejak 1990-an di dan sekitar wilayah Nagorno-Karabakh. Namun demikian, pertempuran tidak teratur terus berlanjut, sehingga menyoroti rapuhnya gencatan senjata.