REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – China memperingatkan para pemimpin negara anggota G7 bahwa masa-masa saat sekelompok kecil negara memutuskan nasib dunia telah lama berlalu. Hal itu disampaikan saat G7 mengambil sikap bersatu menentang ambisi ekonomi dan pengaruh Beijing di kancah global.
“Hari-hari ketika keputusan global didikte sekelompok kecil negara sudah lama berlalu. Kami selalu percaya bahwa negara, besar atau kecil, kuat atau lemah, miskin atau kaya, adalah sama. Dan bahwa semua urusan dunia harus ditangani melalui konsultasi oleh semua negara,” kata Kedutaan Besar China di London, Inggris, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (13/6).
KTT G7 digelar di Cornwall, Inggris, sejak Jumat (11/6) lalu. Kelompok beranggotakan Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Jerman, Italia, Prancis, dan Jepang itu ingin menggunakan pertemuan di resor di tepi laut Inggris di Carbis Bay untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka dapat menawarkan alternatif bagi pengaruh China yang kian besar.
Pada Sabtu (12/6) lalu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memimpin diskusi tentang China. Dia meminta para pemimpin G7 datang dengan pendekatan terpadu terhadap tantangan yang ditimbulkan China.
G7 pun berencana menawarkan kepada negara-negara berkembang skema infrastruktur yang dapat menyaingi proyek Belt and Road Initiative (BRI) milik Negeri Tirai Bambu. BRI diketahui memiliki nilai multi-triliun dolar AS.
China telah berulang kali membalas apa yang dianggapnya sebagai upaya kekuatan Barat untuk menahannya. Beijing mengatakan banyak kekuatan besar masih dicengkeram pola pikir kekaisaran kuno setelah bertahun-tahun mempermalukan China.