REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis mengatakan, Uni Eropa tidak dapat mencapai tujuannya untuk menjadi pusat kekuatan tanpa kehadiran Turki.
"Tidak mungkin bagi Uni Eropa (UE) untuk mencapai tujuannya menjadi pusat daya tarik dan kekuatan dunia tanpa menarik Turki sebagai anggota penuh," kata Erdogan berbicara pada KTT Proses Kerja Sama Eropa Tenggara (SEECP) di Antalya, kota pesisir Mediterania, Turki.
Ankara mengharapkan Uni Eropa “segera melepaskan diri dari kebutaan strategisnya", dan memajukan proses aksesi Turki dalam kerangka agenda positif, ujar dia.
Presiden Turki juga mengkritik peningkatan rasialisme, Islamofobia, dan sentimen anti-imigran dalam skala global. Dia mengungkapkan bahwa masalah-masalah tersebut secara bertahap berubah menjadi masalah keamanan nasional.
KTT SEECP tahun ini digelar di bawah kepemimpinan Turki dan juga menandai peringatan 25 tahun berdirinya SEECP. Organisasi SEECP menyatukan Turki, Albania, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Republik Makedonia, Rumania, Serbia, Yunani, Kroasia, Moldova, dan Montenegro.
Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, SEECP merupakan simbol keinginan bersama negara-negara di kawasan itu untuk meningkatkan kerja sama di antara mereka sendiri dan mendirikan stabilitas abadi di Eropa Tenggara. Kepemimpinan SEECP yang berikutnya akan diambil oleh Yunani.