REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Dalam dua hari terakhir, jet tempur Israel telah menargetkan situs milik Hamas di Jalur Gaza untuk kedua kalinya. Dalam kicauannya Kamis (17/6) malam kemarin, militer Israel juga menanggapi serangannya ke kompleks militer dan situs peluncuran roket milik Hamas di wilayah itu.
Berdasarkan pernyataannya, serangan itu merupakan tanggapan atas balon pembakar yang dikirimkan oleh Hamas dan warga Israel dari daerah kantong ke wilayah Selatan Israel. "IDF telah meningkatkan kesiapannya untuk berbagai skenario dan akan terus menyerang sasaran teror Hamas di Gaza," kata militer Israel dikutip dari Charlotte Observer, Jumat (18/6).
Padahal kurang dari dua hari sebelumnya, sebagai tanggapan atas balon pembakar yang dikirim dari Gaza, militer Israel juga telah menargetkan Hamas untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata. Sebelumnya pada Rabu pagi pesawat Israel kembali melakukan serangan di beberapa lokasi militan di jalur Gaza. Menurut militer Israel, serangan itu menargetkan fasilitas yang digunakan oleh gerilyawan Hamas untuk merencanakan serangan.
Kejadian itu, hanya berselang sehari pascaratusan ultranasionalis Israel melakukan parade dan meneriakkan kata-kata rasis ‘matilah orang Arab’, di Yerusalem Timur. Berdasarkan pantauan, pawai yang diiringi musik meriah itu didominasi lelaki muda yang memegang bendera Israel sambil menyanyikan lagu religi mereka.
“Matilah orang Arab. Semoga desamu terbakar!” sahut para lelaki Israel dalam pawai itu dikutip Saudi Gazette, Kamis (17/6).
Menanggapinya, kelompok Hamas meminta warga Palestina untuk menunjukkan perlawanan yang berani atas pawai tersebut. Hamas mendesak orang-orang untuk berkumpul di Kota Tua dan di Masjid Al-Aqsa agar bangkit menghadapi penjajah dan melawannya dengan segala cara.
Alhasil sore harinya warga Palestina dengan Hamas meluncurkan beberapa balon pembakar dari Gaza, yang kemudian menyebabkan setidaknya 10 kebakaran di Israel selatan. Bagi warga Palestina, pawai itu seakan merayakan penaklukkan Yerusalem Timur oleh Israel pada 1967 silam dan provokasi terhadap mereka di masa kini.
Meski pawai dan teriakan itu nyaring di dunia maya, Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, dalam kicauannya mengatakan mereka yang meneriakkan slogan-slogan rasis adalah “aib bagi rakyat Israel”. Dia juga menegaskan fakta jika ada kaum radikal berbendera Israel tak terhindarkan dan tidak bisa dimaafkan.