REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Surat kabar Haaretz melaporkan, mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta stafnya untuk menghancurkan dokumen yang disimpan di brankas sebelum ia meninggalkan kantornya pada Ahad (13/6). Laporan ini dibantah oleh juru bicara Netanyahu.
"Laporan itu adalah kebohongan total. Hal seperti itu tidak pernah terjadi," ujar juru bicara Netanyahu, dilansir Times of Israel, Jumat (18/6).
Laporan surat kabar Haaretz mengutip staf yang tidak disebutkan namanya yang bekerja di biro Netanyahu. Staf tersebut mengatakan, mereka telah diperintahkan untuk merobek dokumen pada Ahad pagi. Perintah untuk merobek dokumen itu disebut datang dari Netanyahu sendiri.
Menurut Haaretz, brankas itu terletak di bagian Kantor Perdana Menteri yang dikenal sebagai Aquarium. Ini tempat keramat bagi pejabat utama dan pejabat tinggi. Sejauh ini tidak diketahui dokumen apa yang telah dirobek tersebut. Namun, brankas itu biasanya menyimpan dokumen yang berkaitan dengan jadwal kerja pejabat senior dan kegiatan rutin pemerintah.
Secara hukum, setiap dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan pemerintah adalah milik negara dan harus diarsipkan. Menurut laporan itu, setidaknya beberapa dokumen diserahkan kepada staf Perdana Menteri Naftali Bennett untuk disimpan atau digunakan sesuai kebutuhan.
Kantor Perdana Menteri yang sekarang dipimpin oleh Bennett tidak mengetahui tentang dokumen yang disobek tersebut. Namun, mereka akan menyelidikinya. Pemerintahan Bennett dan aktivis telah meminta transparansi dokumen sebelum disembunyikan. Ini merupakan upaya untuk membuka tabir keputusan yang dibuat oleh Netanyahu selama 12 tahun berkuasa.
Pada Rabu (16/6), Menteri Pertahanan Benny Gantz mendesak Bennett mengubah peraturan pemerintah memublikasikan hasil rapat kabinet soal virus corona yang dirahasiakan selama setahun terakhir. Gantz mengatakan, pengungkapan protokol akan membantu publik lebih memahami keputusan yang diambil untuk mengekang pandemi.
Pada Senin (14/6), Netanyahu melakukan serah terima jabatan dengan Bennett. Upacara serah terima jabatan itu berlangsung singkat dan berakhir tanpa upacara tradisional, tanpa jabat tangan, dan tanpa foto bersama. Ini merupakan indikasi permusuhan Netanyahu terhadap Bennett.