Ahad 20 Jun 2021 22:43 WIB

Dua Satwa Ikonik Kenya Mati dalam Dua Tahun

Scarface singa legendaris mati awal bulan ini

Red: Nur Aini
carface, salah satu singa paling terkenal dan ikonik di cagar alam nasional Kenya, mati 11 Juni saat dia menjadi raja hutan itu.
carface, salah satu singa paling terkenal dan ikonik di cagar alam nasional Kenya, mati 11 Juni saat dia menjadi raja hutan itu.

 

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Scarface, salah satu singa paling terkenal dan ikonik di cagar alam nasional Kenya, mati 11 Juni saat dia menjadi raja hutan itu.

Baca Juga

Scarface, dinamai demikian karena bekas luka di mata kanannya, ditemukan penjaga hutan Kenya saat berpatroli di Cagar Nasional Maasai Mara di barat daya Kenya, yang tercatat sebagai salah satu suaka margasatwa terbesar Afrika. Pihak berwenang memutuskan kematian Scarface sebagai kematian alamiah, tidak terganggu oleh manusia atau satwa liar lain.

Singa itu lahir pada 2008 dan dikenal sebagai pemimpin hebat dalam keluarga "Four Musketeers", bersama dengan saudara-saudaranya Hunter, Sikio dan Morani.

Keempatnya merebut wilayah dari singa lain menjadi raja pada hutan seluas 400 kilometer persegi [250 mil persegi] di Maasai Mara sejak 2012, menurut pejabat Kenya Wildlife.

Scarface pernah selamat setelah terkena tombak prajurit Maasai yang sedang menjaga ternaknya. Karena intervensi dari Kenya Wildlife Service dan pemangku kepentingan lainnya, singa itu kembali pulih dalam waktu singkat.

Diakui sebagai kekayaan nasional Kenya, “Big Tim” adalah seekor gajah dengan gading besar ikonik yang akan mengikis tanah saat berjalan di Taman Nasional Amboseli yang luas. Perburuan liar merenggut gajah dengan gading besar dari Afrika. Big Tim menjalani seluruh hidupnya dengan tenang dan mati karena sebab alami di kaki Gunung Kilimanjaro yang puncaknya bersalju.

Paula Kahumbu, seorang konservasionis satwa liar dan Chief Executive Officer dari Wildlife Direct memuji Big Tim dalam sebuah pernyataan. Dia "mungkin gading terbesar di Afrika," kata Kahumbu.

“Tim membawa begitu banyak kegembiraan bagi banyak orang. Saya tahu setidaknya satu orang yang tujuan hidupnya adalah pencarian untuk bertemu Tim. Dia mempunyai banyak penggemar.”

Seekor gajah Afrika jantan dewasa memiliki berat hingga 7 ton sementara betina dewasa dapat memiringkan timbangan dengan berat 4 ton. Tim, yang mati pada 2020, tercatat dalam buku sejarah Kenya sebagai kekayaan nasional, menjalani kehidupan yang tenang seperti para pendahulunya, termasuk Ahmed, gajah yang memiliki gading besar.

Ahmed tinggal di Taman Nasional Marsabit antara 1919-1974 dan dianggap sebagai monumen nasional.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/dua-satwa-ikonik-kenya-mati-dalam-dua-tahun/2279772
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement