REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Singapura menegaskan tetap berkomitmen terhadap upaya global dan regional untuk melawan radikalisasi dan ekstremisme kekerasan.
“Terorisme global tidak menghormati perbatasan, dan hanya bisa dikalahkan melalui aksi kolektif. Kami berkomitmen untuk terus bekerja dengan anggota Koalisi," kata Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dalam keterangannya, Selasa.
Terlepas dari kekalahan teritorial ISIS di Irak dan Suriah, Vivian mengatakan kewaspadaan tetap diperlukan. Vivian menyampaikan hal itu dalam Pertemuan Tingkat Menteri Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS di Roma, Senin.
Dalam pertemuan itu, Menlu Vivian sekaligus menegaskan dukungan Singapura terhadap upaya koalisi memastikan kekalahan ISIS dan mencegah serangan dari teroris asing.
Sebab, menurut Vivian, ISIS tetap memiliki kehadiran global serta menggunakan ruang digital untuk memperluas jaringan dan menyebarkan ekstremisme.
Singapura sendiri baru mendirikan Fasilitas Informasi Kontra-terorisme pada tahun ini untuk mencegah potensi serangan dari kembalinya teroris asing. Menurut Vivian, negara-negara dengan cara berpikir yang sama dapat berbagi informasi intelijen, mengumpulkan kemampuan pemantauan, dan analisis melalui fasilitas tersebut.
Vivian mengatakan ekstremisme dan radikalisme tidak terbatas pada satu agama, ras, jenis kelamin, atau usia berapa pun. Untuk mengatasinya, kata dia, keamanan yang kuat saja tidak cukup. Untuk itu, Singapura akan terus bekerja sama dengan masyarakat dan organisasi keagamaan untuk mengidentifikasi individu-individu yang radikal.
"Kita membutuhkan kepercayaan dan persatuan di antara kelompok-kelompok yang berbeda, dan menghilangkan salah persepsi atau prasangka di mana pun mereka muncul," ucap Vivian.
Di Italia, Menlu Vivian juga bertemu dengan sejumlah menlu lainnya, salah satunya Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.