REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemimpin milisi al-Hashd al-Shaabi (Pasukan Mobilisasi Populer) mengancam akan membunuh tentara Amerika Serikat sebagai pembalasan atas serangan udara yang menargetkan milisi Irak di dekat perbatasan dengan Suriah.
Pesawat tanpa awak AS melakukan serangan udara di wilayah perbatasan Irak-Suriah pada Minggu terhadap situs-situs yang menurut Washington digunakan untuk melakukan setidaknya lima serangan ke fasilitas AS sejak April.
Sebelumnya, Kataib Sayyid al-Shuhada, sebuah faksi Hashd al-Shaabi, mengatakan bahwa empat anggota pasukan tewas akibat serangan udara AS. Faksi tersebut mengancam akan melakukan perang terbuka dengan pendudukan Amerika.
"Musuh yang berbahaya Amerika yang mulai membunuh [...] pembalasan atas darah pemuda kita adalah darah tentara pendudukan," kata Qais al-Khazali, pemimpin Asaib Ahl al-Haq, faksi Hashd al-Shaabi, dalam sebuah wawancara televisi.
Pemerintah Irak telah mengecam serangan udara Amerika Serikat terhadap milisi Hashd al-Shaabi di perbatasan Irak-Suriah, menegaskan bahwa serangan itu melanggar kedaulatan Irak. Situs militer yang menampung pasukan AS serta Kedutaan Besar AS di Baghdad baru-baru ini diserang oleh roket.
Washington menuduh faksi-faksi bersenjata Syiah yang terkait dengan Iran bertanggung jawab atas serangan tersebut.
*Ahmed Asmar berkontribusi pada berita ini dari Ankara