Pasien dengan aspergillosis biasanya dapat mengalami penyakit paru-paru yang buruk dan kemudian dikaitkan dengan Covid-19. Menurut Darius Armstrong-Jame, ahli di bidang penyakit jamur pernapasan di Imperial College London, sekitar 10 hingga 15 persen pasien Covid-19 di Royal Brompton terkena aspergillosis di rumah sakit.
Chiller menyebut bahwa aspergillosis bisa sama mematikannya dengan infeksi lain seperti mukormikosis. Sementara itu, Armstrong-Jame mengatakan, kasus ini terutama terjadi pada pasien Covid-19 yang harus menjalani perawatan intensif.
Untuk bisa mendiagnosis kasus aspergillosis, dokter harus mengambil sampel dari paru-paru. Ini menjadi sulit dalam kasus infeksi virus corona jenis baru.
Jika dokter mengambil sampel dari pasien yang berada di area perawatan intensif, maka ada risiko Covid-19 masuk ke udara dan mungkin menginfeksi lebih banyak orang. Profesor penyakit menular dan kesehatan global di University of Manchester, David Denning, mengatakan, sulit untuk mendiagnosis kondisi tersebut karena tidak selalu ada tanda yang terlihat.
"Mukormikosis sangat terlihat, pasien akan tampak mengerikan, mereka memiliki area hitam di wajah mereka, hingga seperti kehilangan mata mereka. Diperlukan operasi besar-besaran untuk menghentikan infeksinya,” jelas Denning.