REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Anggota parlemen Afghanistan pada Senin (5/7) mengecam Amerika Serikat (AS) karena bergegas keluar dari negara yang dilanda perang tanpa memperhatikan kenyataan di lapangan atau perjanjian bilateral dengan Kabul.
Selama rapat pleno, anggota parlemen menyatakan keprihatinan atas meningkatnya serangan Taliban di berbagai bagian negara itu, serta menuduh Washington meninggalkan tugas menghilangkan terorisme yang belum selesai.
"Mereka (Amerika) datang dengan tidak bertanggung jawab dan sekarang pergi dengan tidak bertanggung jawab. Apakah pakta keamanan (Perjanjian Keamanan Bilateral AS-Afghanistan) itu bohong belaka," tanya salah satu anggota DPR, Mohammad Sediq.
Di tengah kekerasan yang terjadi dan meningkatnya serangan Taliban, banyak legislator lainnya menyerukan agar para pejabat Afghanistan itu bertanggung jawab untuk mendukung penandatanganan Perjanjian Keamanan Bilateral.
Ditandatangani pada September 2014, perjanjian dengan AS dan Perjanjian Status Pasukan dengan aliansi NATO memberikan jaminan Afghanistan untuk dukungan dengan imbalan perlindungan hukum untuk perpanjangan masa tinggal pasukan asing di negara yang dilanda perang setelah berakhirnya misi militer tahun itu.
Sejalan dengan pengumuman Presiden AS Joe Biden, semua pasukan Amerika dijadwalkan meninggalkan dari Afghanistan pada September akhir tahun ini, bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan 11 September.