REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Israel, Alon Ushpiz, mengunjungi Maroko pada Selasa (6/7) untuk memperkuat hubungan antara kedua pihak. Maroko menjadi negara Arab keempat yang menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020 setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
“Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Alon Ushpiz sedang dalam perjalanan ke Maroko, atas arahan Menlu Yair Lapid, untuk mengadakan dialog politik, bertemu dengan mitranya dan pejabat Kementerian Luar Negeri Maroko," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, dilansir Anadolu Agency, Rabu (7/7).
Menurut Israel Speaks Arabic, akun Twitter yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Israel, kunjungan itu dilakukan setelah panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita. Sejauh ini Kementerian Luar Negeri Maroko belum mengomentari kunjungan tersebut.
Israel dan Maroko mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik pada 10 Desember 2020. Kesepakatan normalisasi menuai kecaman luas dari Palestina, yang mengatakan mereka mengabaikan hak-hak dan mengkhianati tujuan Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Sebelumnya pada Juni lalu, Lapid memulai kunjungan resmi pertama ke Uni Emirat Arab (UEA). Kunjungan dilakukan setelah UEA menormalkan hubungan dengan Israel pada September tahun lalu.
Lapid mengunggah foto dirinya ke Twitter dari dalam pesawat. Dalam foto tersebut dia memberikan tulisan atau caption, "Lepas landas untuk kunjungan bersejarah ke UEA."
Para menteri Israel sebelumnya telah mengunjungi negara Teluk itu. Tetapi kunjungan Lapid termasuk spesial dan bersejarah, karena ia adalah orang Israel paling senior dan yang pertama melakukan perjalanan resmi.
Sejak kesepakatan normalisasi dengan UEA yang ditengahi oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, Israel telah menandatangani sejumlah kesepakatan dengan UEA. Mulai dari pariwisata hingga penerbangan dan layanan keuangan.
Dalam kunjungannya, Lapid meresmikan Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, serta Konsulat Jenderal Israel di Dubai.
"Delegasi Israel akan mendarat pagi hari di Abu Dhabi, dan akan diterima oleh menteri urusan ekonomi di Kementerian Luar Negeri," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir Arab Newa.
Pada Maret, mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu batal melakukan kunjungan resmi ke UEA, karena perselisihan dengan Yordania atas penggunaan wilayah udaranya, menurut pejabat Israel. Netanyahu telah menunda kunjungan ke UEA dan Bahrain karena pembatasan perjalanan virus corona.
Israel melakukan kesepakatan normalisasi dengan sejumlah negara Arab, antara lain UEA, Bahrain, Maroko dan Sudan. Palestina mengutuk normalisasi tersebut, karena mereka telah melanggar kebijakan Liga Arab. Kebijakan Liga Arab menyatakan bahwa, negara Arab tidak boleh menormalisasi hubungan dengan Israel sampai mereka memberikan kemerdekaan kepada Palestina.