REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan hubungan yang terjalin baik antara negaranya dan Yordania penting untuk keamanan. Menurutnya, pendahulunya, yakni Benjamin Netanyahu, telah menghancurkan hal tersebut.
“Anggota Knesset (parlemen Israel) Benjamin Netanyahu, jelaskan kepada saya. Saya benar-benar bertanya-tanya. Anda mengatakan seorang pemimpin Israel terkadang harus menghadapi negara lain untuk kepentingan Israel. Apa kepentingan Israel di mana Netanyahu menghancurkan kita dengan Yordania,” kata Bennett, dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (13/7).
Setelah pemerintahannya lengser, saat ini Netanyahu diketahui menjadi pemimpin oposisi Israel. Menurut Bennett, saat ini pemerintahannya tengah berupaya memperbaiki kembali hubungan dengan Yordania. “Yordania berada di antara Israel dan Iran. Hubungan yang baik dengan Kerajaan Yordania adalah kepentingan keamanan nasional Israel,” ucapnya.
Pekan lalu, Bennett melakukan kunjungan ke Yordania. Setelah lawatan itu, Israel sepakat menggandakan pasokan airnya untuk Amman. Netanyahu mengecam keras kesepakatan itu. “Ketika Bennett memberikan air, (Raja Yordania) Abdullah memberikan minyak ke Iran,” ujar Netanyahu.
Hubungan Netanyahu dengan Yordania memang telah dibekap ketegangan. Hal itu mulai terjadi sejak Yordania tak mendukung kesepakatan perdamaian rancangan Amerika Serikat (AS) untuk konflik Israel-Palestina atau dikenal dengan istilah “Deal of the Century”. Kesepakatan itu diketahui melucuti hak-hak Palestina dan memenuhi kepentingan atau kebutuhan politik Israel.
Ketegangan meningkat ketika pemerintahan Netanyahu membatalkan kunjungan Putra Mahkota Yordania Hussein bin Abdullah ke Masjid Al Aqsa. Hal itu terjadi setelah adanya perselisihan mengenai pengaturan keamanan.
Merespons pembatalan itu, Yordania menolak mengizinkan Netanyahu menggunakan wilayah udaranya saat ingin melakukan kunjungan resmi perdananya ke Uni Emirat Arab (UEA).