REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Pemerintah Prancis menyediakan penerbangan khusus untuk mengevakuasi warganya dari Afghanistan. Warga negara Prancis diimbau meninggalkan Afghanistan karena situasi keamanan yang memburuk, terkait serangan Taliban di daerah pedesaan.
"Kami secara resmi merekomendasikan semua orang Prancis untuk mengambil penerbangan khusus ini," kata utusan Paris untuk Kabul David Martinon. “Jika Anda berencana untuk tinggal di Afghanistan setelah 17 Juli, kami tidak dapat memberikan keamanan untuk keberangkatan Anda," ujarnya, dilansir Anadolu Agency, Rabu (14/7).
Martinon mengatakan, Prancis menawarkan suaka kepada keluarga pegawai kedutaan Afghanistan. Termasuk keluarga Institut Prancis dan Delegasi Arkeologi, dan AFRANE yang merupakan organisasi nirlaba persahabatan Prancis-Afghanistan yang telah memfasilitasi proyek kerja sama.
Pemerintah sebelumnya memberikan suaka bagi penerjemah untuk militer Prancis di Afghanistan, di bawah program suaka khusus.
Ribuan warga Afghanistan membantu dan bekerja untuk misi asing dan NATO sebagai penerjemah, juru bahasa dan profil pekerjaan sipil lainnya. Mereka menghadapi risiko ditinggalkan, karena pasukan internasional telah menarik diri dari Afghanistan hingga batas waktu 11 September mendatang.
Bulan lalu, Taliban menjamin keselamatan warga Afghanistan yang bekerja dengan misi asing. Taliban meminta mereka agar tidak melarikan diri. Tetapi ada ketakutan bahwa, mereka dapat menjadi sasaran dan disebut sebagai pengkhianat.
"Pihak berwenang Prancis telah memutuskan untuk menyelamatkan rekan-rekan Afghanistan kami pada saat keamanan mereka tidak lagi dijamin," kata Martinon.
Martinon menyerukan diakhirinya serangan militer Taliban yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur vital, dan ancaman terhadap kemajuan politik dan sosial. "Serangan Taliban terhadap warga sipil, perempuan dan anak perempuan, media dan infrastruktur menunjukkan penghinaan terhadap supremasi hukum,” ujar Martinon.