REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban menguasai perbatasan utama dengan Pakistan pada Rabu (14/7). Itu merupakan salah satu tujuan terpenting yang telah mereka capai di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan.
Video yang dirilis oleh Taliban, bendera mereka yang berwarna putih dengan ayat Alquran berwarna hitam, berkibar menggantikan bendera Afghanistan di atas Gerbang Persahabatan di perbatasan kota Wesh, di seberang kota Chaman, Pakistan.
"Setelah dua dekade kebrutalan orang Amerika dan boneka mereka, gerbang ini dan distrik Spin Boldak direbut oleh Taliban," kata seorang militan Taliban di depan kamera. "Perlawanan kuat dari Mujahidin dan rakyatnya memaksa musuh untuk meninggalkan daerah ini. Seperti yang Anda lihat, itu adalah bendera Imarah Islam, bendera yang dikibarkan oleh ribuan Mujahidin dengan darah mereka," ujarnya.
Persimpangan di distrik Spin Boldak di selatan kota utama selatan Afghanistan adalah titik masuk tersibuk di kedua negara, dan arteri komersial utama antara wilayah barat daya yang luas dan pelabuhan laut Pakistan. Data pemerintah Afghanistan menunjukkan bahwa rute tersebut digunakan oleh 900 truk sehari.
Para pejabat Afghanistan mengatakan, pasukan pemerintah telah memukul mundur Taliban dan menguasai distrik itu. Namun, warga sipil dan pejabat Pakistan mengatakan, Taliban tetap mengendalikan penyeberangan.
"Wesh, yang memiliki kepentingan besar dalam perdagangan Afghanistan dengan Pakistan dan negara-negara lain, telah dikuasai oleh Taliban," kata seorang pejabat keamanan Pakistan yang ditempatkan di daerah perbatasan.
Para pejabat di Chaman mengatakan, Taliban telah menangguhkan semua perjalanan melalui gerbang itu. Dalam beberapa hari terakhir, Taliban telah merebut penyeberangan perbatasan utama lainnya di provinsi Herat, Farah dan Kunduz di utara dan barat.
"Kontrol pos perbatasan memungkinkan Taliban untuk mengumpulkan pendapatan," kata Ketua Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan di ibukota Kabul, Shafiqullah Attai.
Taliban memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. Mereka digulingkan oleh pasukan AS, setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Sejak saat itu, Taliban berupaya untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat di Kabul.
Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan, semua pasukan AS di Afghanistan akan ditarik pasa Agustus. Pasukan Amerika telah meninggalkan pangkalan utama mereka di Afghanistan pada dua minggu lalu.
Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa, Amerika Serikat akan mengirim penerbangan charter akhir bulan ini. Pesawat tersebut akan mengevakuasi sekitar 2.500 warga Afghanistan yang bekerja sebagai juru bahasa untuk pemerintah AS, yang nyawanya kini terancam. Program itu telah dijuluki Operasi Sekutu Perlindungan.