Kamis 15 Jul 2021 11:04 WIB

Amnesty: Imigran Libya Dipaksa Jual Seks demi Air Bersih

Kondisi kamp-kamp penahanan imigran Libya semakin memburuk

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pekerja asing di Libya mengantre makanan di kamp pengungsian di perbatasan dengan Tunisia, Selasa (8/3).
Foto:

Laporan tak manusiawi itu mengikuti laporan-laporan pemukulan, penyiksaan, dan tidak adanya makanan dan sanitasi pada tahun 2017 lalu. Amnesty mengatakan enam bulan pertama tahun ini pasukan penjaga pantai Libya yang didanai Uni Eropa telah mencegat 15 ribu imigran di laut dan memulangkan mereka kembali Libya. Jauh lebih banyak dibandingkan sepanjang tahun 2020. Organisasi itu mengatakan sekitar 6.100 orang dipindahkan ke kamp-kamp tersebut pada akhir Juni.

Walaupun faksi-faksi Libya yang berperang usai Moamar Gadhif jatuh sudah melakukan gencatan senjata sejak bulan Oktober lalu. Tapi kelompok-kelompok bersenjata masih berkuasa di lapangan dan menguasia sejumlah kamp-kamp imigran.  

Sejumlah anggota parlemen Uni Eropa mendesak Komisi Eropa untuk berhenti mendanai penjaga pantai Libya. Mereka mengatakan Libya bukan 'negara yang aman' bagi imigran. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement