REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN— Majalah berita Jerman FOCUS yang bermarkas di Munich melaporkan jumlah korban meninggal dunia dalam bencana banjir bertambah 42 orang. Jerman mengalami banjir terburuk dalam 200 tahun terakhir.
Kamis (15/7) Anadolu Agency melaporkan pihak berwenang Jerman mengatakan setidaknya 20 orang meninggal di sekitar sebelah barat Kota Ahrweiler.
Negara Bagian Rhineland-Palatinate dan North Rhine-Westphalia dilanda cuaca buruk dan banjir bandang yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Hingga saat ini tingkat kerusakan dan situasi menyeluruh di wilayah yang terdampak banjir masih belum diketahui. Saat tim penyelamat masih berusaha menerja badai hujan deras yang membawa 148 liter air per meter dalam 48 jam terakhir.
Tim penyelamat menggunakan helikopter untuk menyelamatkan warga yang terjebak di jalan-jalan, pohon-pohon dan atap rumah. Ratusan tentara dikerahkan ke wilayah yang terkena bencana untuk membantu upaya penyelamatan.
Jalur ke desa-desa dan kota-kota kecil di sebelah barat dan barat daya Jerman terpotong oleh banjir dan longsor. Sehingga perjalanan melalui darat hampir tidak mungkin.
Pihak berwenang Rhineland-Palatinate memperingatkan mereka memprediksi air dari sungai Rhine dan Moselle meluap karena hujan deras. Pemadam massal pun dilakukan, aliran listrik ke lebih dari 200 ribu rumah dimatikan.
Sementara bencana cuaca buruk dan badai berdampak besar pada transportasi publik. Perjalanan kereta dan bus dibatalkan.
Banyak bangunan di wilayah negara bagian tersebut yang runtuh. Diantaranya di Desa Shuld yang terletak di distrik Ahrweiler. Lebih banyak bangunan yang dilaporkan terancamn runtuh.
Polisi mengkonfirmasi jumlah orang yang masih dinyatakan hilang sejauh ini adalah 50. Pasukan penyelamat darurat dari daerah terdekat telah dikerahkan dalam operasi.
“Ini bencana, banyak orang meninggal, hilang, dan banyak yang masih dalam keadaan bahaya. Semua layanan darurat telah dikerahkan bertugas sepanjang waktu,” ujar Perdana Menteri Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer, dilansir UPI, Kamis (15/7).
Sebelumnya, Layanan Cuaca Jerman pada Rabu (14/7) telah mengeluarkan peringatan curah hujan ekstrim untuk wilayah barat negara itu. Menteri Dalam Negeri dan Olahraga Rhineland-Palatinate, Roger Lewentz, mengatakan badai menghantam negara bagian itu menyebabkan gedung-gedung runtuh dan jalan-jalan banjir.
Tentara Jerman mengatakan telah mengerahkan mesin dan kendaraan lapis baja dan lebih dari 230 tentara untuk membantu upaya pemulihan. Kementerian Pertahanan menambahkan pihaknya juga telah mengerahkan 200 tentara ke Hagen di Rhine-Westphalia Utara, yang juga mengalami banjir, dan 100 lainnya ke distrik Ahrweiler di mana polisi telah menutup jalan karena banjir dan meminta orang-orang untuk menjauh dari bangunan yang runtuh.
Sumber: anadolu agency, upi