REPUBLIKA.CO.ID, OLBIA - Pasukan di wilayah Tigray utara Ethiopia mengatakan pihaknya membebaskan sekitar 1.000 tentara pemerintah yang ditangkap selama pertempuran belakangan ini. Pembebasan ini terjadi saat kedua belah pihak bersiap untuk pertempuran memperebutkan tanah di barat wilayah tersebut.
Pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) Debretsion Gebremichael mengatakan kepada Reuters melalui telepon satelit pada Jumat (16/7) malam bahwa mereka telah membebaskan 1.000 tentara berpangkat rendah. "Lebih dari 5.000 (tentara) masih bersama kami dan kami akan mempertahankan perwira senior yang akan diadili," katanya.
Dia menuturkan tentara telah dibawa ke perbatasan selatan Tigray dengan wilayah Amhara pada Jumat. Namun, TLPF tidak menginformasikan siapa yang menerima mereka atau bagaimana pembebasan dinegosiasikan.
Seorang juru bicara militer mengatakan dia tidak dapat segera memberikan komentar. Sementara juru bicara pemerintah daerah Amhara mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang pembebasan tersebut.
Pejabat di kantor Perdana Menteri Abiy Ahmed dan satuan tugas pemerintah di Tigray tidak menjawab panggilan untuk berkomentar. Pertempuran pecah di Tigray pada November ketika pemerintah menuduh TPLF menyerang pangkalan militer di seluruh wilayah.
Pihak TPLF membantah tuduhan tersebut. Pemerintah mengumumkan kemenangan tiga pekan kemudian ketika menguasai ibu kota regional, Mekelle, tapi TPLF terus berjuang.
Secara dramatis, TPLF merebut kembali Mekelle dan sebagian besar Tigray pada akhir Juni setelah pemerintah menarik tentaranya dan mengumumkan gencatan senjata sepihak. Namun, TPLF bersumpah untuk terus berjuang sampai mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang disengketakan di selatan dan barat Tigray yang direbut selama pertempuran oleh sekutu pemerintah dari Amhara.
Pekan ini, Perdana Menteri Abiy Ahmed mengatakan militer akan mengusir ancaman TPLF. Hal ini secara efektif meninggalkan gencatan senjata yang dideklarasikan sendiri. Amhara dan tiga wilayah lainnya mengatakan mereka memobilisasi pasukan untuk mendukung tentara nasional dalam perjuangannya melawan TPLF.
Ribuan orang tewas dalam pertempuran ini. Sekitar dua juta telah mengungsi dan lebih dari lima juta bergantung pada bantuan makanan darurat. Pada Jumat, kementerian luar negeri Ethiopia mengeluarkan pernyataan yang menuduh kelompok bantuan mempersenjatai pemberontak.
PBB mengatakan bantuan yang sangat dibutuhkan sedang diblokir di pos-pos pemeriksaan ketika konvoi melakukan perjalanan melalui wilayah yang dikuasai pemerintah. Pihak berwenang Ethiopia mengatakan bantuan itu perlu diperiksa.