SINGAPURA -- Singapura meminta gencatan senjata di Jalur Gaza tetap dilaksanakan.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan hal tersebut kepada Menlu Israel Yair Lapid melalui panggilan telepon, Jumat (23/7).
“Kami membahas kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan untuk menjangkau warga sipil yang terdampak,” kata Vivian dalam akun Facebook-nya, Jumat.
Singapura, kata Vivian, berharap Israel dan Palestina dapat melanjutkan negosiasi demi mencapai two-state solution di mana kedua negara hidup berdampingan secara damai. Dalam percakapan tersebut, kedua menlu sekaligus menegaskan hubungan bilateral antara kedua negara, termasuk kerja sama yang baik di berbagai bidang.
Kedua pejabat itu juga mendiskusikan tantangan dari merebaknya kasus Covid-19 varian Delta yang lebih menular.
“Untungnya, program vaksinasi Israel dan Singapura sejauh ini berkembang dengan baik,” ujar Vivian.
Sebelumnya pada 10-21 Mei, Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 289 warga Palestina dan melukai ribuan lainnya. Serangan itu terjadi dengan latar belakang keputusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Sementara, 13 warga Israel tewas akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza. Kekerasan berakhir di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir mulai 21 Mei. Namun, meski gencatan senjata telah disepakati, tentara Israel masih menyerang Gaza. Misalnya, pada awal Juli, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah daerah milik kelompok perlawanan Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel mengungkapkan serangan tersebut untuk menanggapi balon pembakaran yang diluncurkan dari Gaza ke Israel, sementara Hamas belum berkomentar.