REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI — Insiden kapal migran terbalik di lepas pantai Libya terjadi pada Selasa (27/7). Setidaknya 57 orang, termasuk 20 perempuan dan dua anak-anak tenggelam dan meninggal dalam insiden ini.
Juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB, Safa Msehli mengatakan insiden tersebut terjadi di perairan Mediterania akibat cuaca buruk. Setidaknya total ada 75 orang yang berada di atas kapal.
“Menurut korban selamat yang dibawa ke pantai oleh nelayan dan penjaga pantai, setidaknya 20 perempuan dan dua anak termasuk di antara mereka yang tenggelam,” ujar Msehli, dilansir The New Daily, Selasa (27/7).
Sebanyak 18 orang dari kapal sejauh ini telah diselamatkan dan dikembalikan ke pantai. Dalam beberapa bulan terakhir, keberangkatan kapal berisi migran ke Italia dan bagian lain Eropa dari Libya dan Tunisia meningkat.
Secara keseluruhan, dalam beberapa tahun terakhir, ratusan ribu orang telah melakukan perjalanan berbahaya, di tengah konflik dan kemiskinan di wilayah Afrika dan Timur Tengah. Pada paruh pertama tahun ini, hampir 15.000 pengungsi, pencari suaka, dan migran yang dicegat oleh penjaga pantai Libya.
Amnesty International melaporkan bahwa dari 15.000 orang itu, lebih dari 7.000 orang dikembalikan secara paksa ke kamp-kamp penahanan di Libya. Menurut PBB, lebih banyak orang yang berusaha melarikan diri dari Libya dalam enam bulan pertama tahun ini daripada semua orang yang melarikan diri pada 2020.