REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -– Presiden Tunisia Kais Saied mengumumkan penerapan jam malam dan melarang semua pergerakan antar-kota pada Senin (26/7). Dia pun melarang pertemuan massal yang dihadiri lebih dari tiga orang. Langkah itu diambil setelah Saied membubarkan pemerintah dan membekukan parlemen selama sebulan ke depan.
"Dari 26 Juli-27 Agustus, pergerakan warga dan sarana transportasi dilarang di seluruh negeri mulai pukul 19.00 waktu setempat hingga 06.00 pagi, kecuali untuk kasus medis darurat dan karyawan bekerja sif malam," kata kantor kepresidenan Tunisia dalam sebuah pernyataan, dikutip Sputnik.
Selain itu, keputusan tersebut melarang pergerakan warga dan kendaraan antar-kota serta pertemuan massal lebih dari tiga orang di alun-alun atau jalan raya utama. Tak diterangkan apa yang melatari penerapan peraturan demikian.
Pada Ahad (25/7), Kais Saied memberhentikan Perdana Menteri Tunisia Hicham Mechichi dan menangguhkan parlemen selama 30 hari. Hal itu dia lakukan setelah adanya serangkaian demonstrasi anti-pemerintah. Saied, selaku presiden, untuk sementara mengambil alih kekuasaan eksekutif. Dia mengatakan akan segera menunjuk perdana menteri baru.