REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Tiga tentara Armenia tewas dan dua terluka dalam bentrokan di perbatasan dengan pasukan Azerbaijan. Ini merupakan pertempuran terberat antara kedua negara, sejak perang enam minggu pada tahun lalu atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Dalam pernyataan terpisah pada Rabu (28/7) Kementerian Pertahanan kedua negara saling menyalahkan satu sama lain. Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan, pertempuran senjata terjadi di dekat desa Sotk, tepatnya dekat perbatasan dengan wilayah Kelbajar Azerbaijan.
“Pihak Azerbaijan sengaja meningkatkan situasi karena pasukannya secara ilegal berada di wilayah kedaulatan Armenia,” kata Kementerian Luar Negeri Armenia, dilansir Aljazirah, Rabu (28/7).
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, pasukan Armenia telah melepaskan tembakan di Kelbajar pada Rabu dini hari. Dua prajurit mereka terluka akibat tembakan itu.
Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata yang diusulkan Rusia mulai pukul 10.00 pagi waktu setempat. Tetapi pasukan Armenia terus meluncurkan tembakan dengan tank dan mortir. "Armenia memikul tanggung jawab penuh atas eskalasi ketegangan," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Dalam pertempuran enam minggu yang berlangsung pada September hingga November tahun lalu, pasukan Azeri mengusir pasukan etnis Armenia keluar dari petak-petak wilayah yang mereka kuasai sejak 1990-an yaitu di sekitar Nagorno-Karabakh. Pertempuran berlangsung sengit sebelum Rusia menengahi gencatan senjata. Moskow telah mengerahkan sekitar 2.000 penjaga perdamaian di daerah itu untuk mengawasi gencatan senjata.