REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pada Jumat (30/7) memperluas keadaan darurat virus corona ke lebih empat provinsi setelah virus itu menyebar dengan "kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di tengah Olimpiade Tokyo 2020.
“Karena varian Delta yang lebih gampang menular dengan cepat menjadi dominan di seluruh negeri, ada kekhawatiran bahwa infeksi dapat menyebar lebih luas,” kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
“Infeksi menyebar di wilayah metropolitan Tokyo, wilayah Kansai (di Jepang barat), dan banyak daerah lain dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar dia.
Penyebaran cepat penyakit itu terjadi pada saat Jepang menjadi tuan rumah kejuaraan terbesar dunia.
Keadaan darurat memberikan wewenang kepada gubernur untuk membatasi jam kerja dan untuk menegakkan tindakan yang lebih ketat terhadap penyebaran virus. Jepang mencatat lebih dari 10.000 kasus baru pada Jumat, lapor penyiar publik NHK News.
Tokyo, kota tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade, mengalami lonjakan besar dalam jumlah kasus Covid-19. Virus corona juga menyebar di antara para peserta dan panitia Olimpiade.
Langkah-langkah antisipasi baru, yang akan mulai berlaku Senin besok untuk membendung penyebaran infeksi, meluas ke perfektur Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Osaka. Tokyo dan Okinawa sudah dalam keadaan darurat yang akan berakhir pada 31 Agustus.