REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Azerbaijan membuka kantor perdagangan dan pariwisata di Tel Aviv. Kementerian Pariwisata Israel mengatakan, hal itu merupakan sebuah langkah awal menuju pembukaan kedutaan.
Upacara peresmian kantor perdagangan dan pariwisata tersebut dihadiri oleh Menteri Ekonomi Azerbaijan Mikayil Jabbarov. Pembukaan kantor itu dilakukan setelah hubungan diplomatik antara kedua negara terjalin selama 30 tahun.
"Peluncuran Perwakilan Perdagangan dan Pariwisata resmi Azerbaijan di Tel Aviv merupakan peristiwa bersejarah lainnya dalam hubungan hangat antar negara," ujar Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov. "Hubungan antara Israel dan Azerbaijan bersifat strategis dan didasarkan pada kepercayaan dan saling menghormati," ujarnya menambahkan.
Selama upacara tersebut, Jabbarov mendorong bisnis Israel untuk melakukan investasi bersama. Menurut Times of Israel, omset perdagangan keduanya mencapai hampir 200 juta dolar AS tahun lalu. Jumlah omset tersebut tidak termasuk pasokan minyak. Perusahaan-perusahaan Israel membuka bisnis di berbagai sektor di Azerbaijan, termasuk pembangunan jalan, telekomunikasi dan kedokteran.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Presiden Ilham Aliyev atas keputusan penting ini yang akan semakin memperkuat kemitraan antara kedua negara. Ini pasti akan menjadi alamat bagi pengusaha Israel di berbagai bidang seperti energi, obat-obatan, pengolahan air, pertanian dan investasi," ujar Razvozov.
Menteri Luar Negeri Israel Ashkenazi mengatakan, keputusan Azerbaijan untuk membuka promosi pariwisata dan kantor perdagangan di Israel merupakan langkah untuk menambahkan Azerbaijan ke dalam perjanjian normalisasi Kesepakatan Abraham atau Abraham Accord. Sejumlah negara Arab yang telah melakukan normalisasi dengan Israel adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.
"Azerbaijan adalah sekutu, teman, dan pemasok terbesar sumber daya energi Israel. Kami akan terus bekerja pada pengembangan hubungan strategis dengan Azerbaijan dan memperluasnya di area baru," ujar Ashkenazi.