Ahad 01 Aug 2021 15:08 WIB

Roket Serang Afghanistan, Penerbangan Sempat Terhenti

Setidaknya ada tiga roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Setidaknya ada tiga roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan (Foto: ilustrasi)
Foto: Al Jazeera
Setidaknya ada tiga roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang pejabat setempat mengatakan, setidaknya ada tiga roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan malam kemarin. Kejadian itu, katanya, berjalan seiring dengan Taliban yang kembali melakukan serangan di banyak wilayah.

"Tadi malam tiga roket ditembakkan ke bandara dan dua di antaranya menghantam landasan. Karena ini semua penerbangan dari bandara dibatalkan," kata kepala bandara, Massoud Pashtun, dikutip AFP, Ahad (1/8).

Baca Juga

Pashtun mengatakan, pekerjaan untuk memperbaiki landasan pacu sedang berlangsung. Diharapkannya, bandara akan beroperasi kembali mulai hari ini.

Diketahui, dalam beberapa pekan belakangan, Taliban secara konstan melancarkan serangan di pinggiran Kandahar. Hal itu, menimbulkan kekhawatiran, terlebih, ketika para gerilyawan hampir merebut ibu kota provinsi itu.

Lokasi pangkalan udara Kandahar digadang-gadang sangat penting untuk keperluan logistik dan dukungan udara yang diperlukan. Utamanya bagi pemerintah yang terus bertahan menjaga wilayahnya dari serangan militan di kota terbesar kedua di Afghanistan itu.

Berdasarkan informasi, serangan di bandara itu terjadi saat Taliban berangsur lebih dekat untuk menguasai dua ibu kota provinsi lainnya, Herat di barat dan Lashkar Gah di selatan. Keuntungan teritorial signifikan Taliban selama tahap akhir penarikan militer AS sebagian besar terjadi di daerah pedesaan yang jarang penduduknya.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, Taliban cenderung meningkatkan tekanan pada beberapa ibu kota provinsi dan menyita penyeberangan perbatasan utama. Pemerintah telah berulang kali menolak keuntungan teritorial stabil Taliban selama musim panas karena kurang memiliki nilai strategis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement