REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kebakaran hutan di Turki yang telah melanda wilayah selatan negara itu sejak pekan lalu sejauh ini dilaporkan menewaskan sedikitnya delapan orang. Kobaran api telah melanda sejumlah area di selatan negara itu, termasuk di antaranya resor-resor pantai dan hotel di Antayla dan Mugla.
Tak sedikit penduduk dan turis yang mencoba menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu kecil. Penjaga pantai dan dua kapal angkatan laut Turki telah dikerahkan, menunggu untuk evakuasi lebih lanjut jika diperlukan.
Debbie Örer adalah salah satu warga yang telah dievakuasi dari kediamannya. Ia bersama dengan suaminya saat ini dalam kondisi aman dan berharap rumahnya yang terletak di tengah desa dapat selamat dari kobaran api.
“Bagaimana Anda memulai semuanya lagi saat telah berusia 70 tahun dan selama ini hanya tinggal di satu tempat, jika ini harus benar-benar hilang?” ujar Debbie.
Banyak warga di desa-desa yang terletak di pinggiran hutan wilayah selatan Turki yang dilaporkan harus kehilangan rumah mereka karena kobaran api. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan terus bertambah, dengan penemuan setelah kebakaran padam.
Dilansir ITV, jenazah pasangan Turki-Jerman ditemukan di rumah mereka yang terbakar di Manavgat, Antalya. Polisi menggunakan meriam air pada Ahad (1/8) untuk terus memadamkan kebakaran, serta helikopter dan truk pemadam kebakaran di Desa Bodrum, salah satu distrik di Mugla.
Saluran televisi Turki menunjukkan api telah menyala kembali setelah sempat padam sebelumnya. Kobaran api dan asap mendekati sebuah desa. Warga sipil terlihat berusaha membantu memadamkan api.
Kebakaran juga merambah sebuah desa dekat Manavgat, di mana helikopter yang membawa air dikerahkan oleh pihak berwenang untuk memadamkan api. Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan setidaknya 27 orang yang terkena dampak kebakaran masih menerima perawatan di rumah sakit, sementara ratusan lainnya telah dipulangkan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi beberapa daerah yang terkena dampak pada Sabtu (31/7). Erdogan berjanji untuk membantu warga membangun kembali rumah mereka.
Pihak berwenang Turki sedang menyelidiki apakah kebakaran itu mungkin dimulai sebagai tindakan sabotase. Para ahli kebanyakan menunjuk pada krisis iklim, seperti yang terlihat dari peningkatan suhu yang drastis, bersama dengan insiden tak disengaja, yang disebabkan oleh manusia.
Gelombang panas di Eropa selatan, yang dialiri oleh udara panas dari Afrika, telah menyebabkan kebakaran hutan di Mediterania, termasuk di Italia dan Yunani. Suhu di Turki dan negara-negara terdekat di Eropa tenggara diperkirakan akan naik hingga 42 derajat Celcius (107 Fahrenheit) pada Senin (2/8) di banyak kota besar dan kecil. Antalya mencatat suhu hingga 41 derajat Celcius (106 Fahrenheit ) pada Ahad (1/8).