REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris dan Israel menyalahkan Iran karena melakukan serangan drone mematikan terhadap sebuah kapal tanker minyak milik perusahaan Israel di Samudra Hindia pekan lalu.
“Inggris mengutuk serangan yang melanggar hukum dan tidak berperasaan yang dilakukan terhadap kapal dagang di lepas pantai Oman, yang menewaskan seorang warga negara Inggris dan Rumania. Kami bersama teman dan keluarga mereka yang tewas dalam insiden itu," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam sebuah pernyataan.
Raab mengatakan pihaknya yakin bahwa serangan ini disengaja, ditargetkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum internasional oleh Iran dan mendesak Teheran untuk mengakhiri serangan semacam itu.
"Inggris bekerja sama dengan mitra internasional kami dalam tanggapan bersama terhadap serangan yang tidak dapat diterima ini," kata dia.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyalahkan Iran atas serangan itu pada pertemuan Kabinet di Yerusalem. Bennet mengklaim memiliki bukti bahwa Teheran berada di balik serangan kapal tanker yang mematikan itu dan memperingatkan bahwa negaranya dapat "mengirim pesan" sebagai pembalasan.
“Bukti intelijen untuk ini ada, dan kami berharap komunitas internasional akan menjelaskan kepada rezim Iran bahwa mereka telah membuat kesalahan serius,” ungkap dia.
Dua anggota awak kapal tanker minyak Mercer Street, yang dimiliki oleh perusahaan Miliarder Israel Eyal Ofer, Zodiac Group, tewas dalam serangan di Samudera Hindia ketika kapal sedang dalam perjalanan dari Tanzania ke Uni Emirat Arab. Serangan itu menimbulkan lubang di bagian atas jembatan kapal tanker, tempat kapten dan kru berada.
Kapal induk AS USS Ronald Reagan dan perusak peluru kendali USS Mitscher kemudian mengawal Mercer Street ke pelabuhan terdekat. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak serangan terhadap kapal komersial terjadi dan dikaitkan dengan ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran.