REPUBLIKA.CO.ID, BLANTYRE -- Hampir sepekan setelah Malawi melanjutkan vaksinasi Covid-19, rumah sakit kabupaten dan kota melaporkan kehabisan stok vaksin.
Pemerintah melanjutkan program vaksinasi pada 26 Juli setelah kedatangan 192.000 dosis vaksin Oxford-AstraZeneca melalui fasilitas Covax yang dipimpin WHO. Sejak itu, ribuan warga Malawi di seluruh negeri telah mengantre setiap harinya untuk mendapatkan vaksinasi di tengah lonjakan kasus Covid-19. Namun, sebagian besar pusat vaksinasi kini tutup karena kekurangan stok.
“Dari 192.000 dosis, sekitar 164.454 dosis sudah diberikan sejauh ini,” kata Menteri Kesehatan Khumbize Chiponda dalam konferensi pers di ibu kota, Lilongwe.
Chiponda, yang juga ketua Gugus Tugas Malawi untuk Covid-19, mengatakan negaranya tengah menunggu kiriman lebih dari 302.000 dosis vaksin Johnson & Johnson pada Jumat.
“Begitu vaksin tiba, vaksin akan tersedia untuk dibagikan,” kata dia.
Negara Afrika Timur berpenduduk 18 juta itu memulai kampanye vaksinasi pada Maret, tetapi kehabisan dosis pada Juni, hanya beberapa minggu setelah pemerintah membakar 20.000 dosis vaksin yang kedaluwarsa. Beberapa negara sepenuhnya bergantung pada bantuan Covax, tetapi distribusi vaksin terhambat oleh penundaan produksi dan gangguan pasokan.
Sejauh ini, hampir 455.000 orang di Malawi telah menerima dosis pertama mereka, sedangkan lebih dari 139.000 lainnya telah divaksinasi penuh. Malawi mencatat 52.631 kasus Covid-19 dan 1.661 kematian terkait.