REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Chief Technology Officer (CTO) perusahaan pesawat tanpa awak Baykar, Selçuk Bayraktar mengungkapkan sejumlah detail pesawat jet tanpa awak produksi Turki. Pesawat tersebut diperkirakan akan melakukan penerbangan perdananya pada 2023 mendatang.
Detail ini diungkapkan dalam Pertemuan Dirgantara dan Luar Angkasa yang digelar Klub Penerbangan dan Luar Angkasa Gebze Technical University. Bayraktar memberikan infografis mengenai proyek pesawat jet tempur ini.
Pada Kamis (5/8) Daily Sabah melaporkan berdasarkan informasi yang dibagikan, pesawat jet tanpa awak itu dapat melakukan berbagai misi militer. Misi itu seperti penyerangan strategis, dukungan udara (CAS), serangan rudal, tekanan pada pertahanan udara musuh (SEAD), dan menghancurkan pertahanan udara musuh (DEAD).
Pesawat tersebut dapat beroperasi di ketinggian udara yang cukup tinggi dan mampu membawa beban hingga 5.500 kilogram. Pesawat tanpa awak itu akan membawa muatan seberat 1.500 kilogram.
Jet tanpa awak itu dapat terbang selama lima jam dengan kecepatan hingga 800 kilometer per jam atau 500 mil per jam atau Mach 0,65. Jet dirancang untuk sulit dideteksi radar musuh dan mampu melakukan manuver agresif.
Sebelumnya Bayraktar menekankan untuk mengembangkan pesawat jet produksi dalam negeri memakan waktu dan Turki dapat ketinggalan satu generasi. Karena itu, pengembangan pesawat tanpa awak sangat penting. Turki pun sudah dikeluarkan dari pengembangan pesawat jet tempur multifungsi F-35 setelah membeli peluncur rudal S-400 dari Rusia.
Bayraktar mengatakan daripada memproduksi pesawat seperti F-35 yang memakan waktu 15 hingga 20 tahun, Turki dapat berkonsentrasi pada pesawat tempur rendah biaya yang dilengkapi kecerdasan artifisial. Ia mengatakan Turki dapat menjadi garda depan dalam bidang ini.