REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Seorang anak perempuan yang diculik Boko Haram di kota Chibok, Nigeria, telah dibebaskan. Hal itu diungkap gubernur negara bagian Borneo pada Sabtu (7/8).
Anak itu adalah satu di antara lebih dari 200 siswi sebuah sekolah menengah pertama yang diculik kelompok militan tersebut pada suatu malam, April 2014. Peristiwa itu menyulut kemarahan dunia internasional. Kampanye bertagar #bringbackourgirls viral di media sosial.
Gubernur Babagana Zulum mengatakan gadis itu dan seseorang yang menikahinya selama disandera menyerahkan diri ke militer 10 hari lalu. Zulum mengatakan pihak berwenang berusaha mengidentifikasi anak itu dan menghubungi orang tuanya. Siswi yang diculik Boko Haram awalnya sebanyak 270 anak, namun 82 di antaranya dibebaskan pada 2017 setelah proses mediasi.
Sebelumnya, 24 anak sudah dibebaskan atau ditemukan. Beberapa di antaranya melarikan diri atau diselamatkan, tetapi sekitar 113 anak lagi diyakini masih disandera oleh kelompok militan itu. Zulum mengatakan pertemuan kembali sang anak dengan orang tuanya meningkatkan harapan bahwa anak-anak lain akan ditemukan.
Dia mengatakan anak tersebut akan mendapat perawatan psikologis dan medis dalam program rehabilitasi pemerintah. Boko Haram adalah kelompok pertama yang melakukan penculikan massal anak sekolah di Nigeria, tetapi kini taktik mereka diikuti kelompok kejahatan lain untuk mendapatkan tebusan.
Dalam serangan terakhir bulan lalu, para penculik membawa paksa anak-anak dari sebuah sekolah asrama di negara bagian Kaduna. Peristiwa itu menjadi aksi penculikan ke-10 di Nigeria bagian utara sejak Desember lalu dengan jumlah sandera mencapai lebih dari 1.000 siswa.