REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Enam negara anggota Uni Eropa menolak usulan untuk menghentikan sementara deportasi pengungsi Afghanistan yang ditolak masuk. Para pengungsi itu akan menghadapi pemberontak Taliban yang menguasai semakin banyak wilayah di negara itu.
"Berhenti memulangkan akan mengirim sinyal yang salah dan memotivasi lebih banyak masyarakat Afghanistan meninggalkan rumah mereka untuk datang ke Uni Eropa," kata Austria, Denmark, Belgia, Belanda, Yunani dan Jerman dalam surat mereka ke Komisi Eropa pada tanggal 5 Agustus.
"Karena hal itu kami mendesak anda dan tim anda di Komisi untuk mengintensifkan perundingan dengan pemerintah Afghanistan tentang bagaimana warga Afghanistan bisa pulang dan akan terus pulang dalam beberapa bulan ke depan," kata mereka dalam surat tersebut.
Krisis imigrasi yang juga picu dukungan terhadap kelompok-kelompok ekstrem kanan. Komisi Eropa mengatakan mereka menerima surat tersebut dan akan membalasnya ketika sudah siap.
Juru bicara Komisi Eropa mengatakan negara anggota Uni Eropa yang dapat menentukan apakah Afghanistan negara yang aman untuk memulangkan kembali para pengungsi. Isu ini diperkirakan akan muncul dalam pertemuan menteri-menteri Uni Eropa pada 18 Agustus mendatang.
Pertemuan itu dijadwalkan fokus membahas perbatasan ilegal dari Belarusia ke negara-negara Uni Eropa, yakni Lithuania, Polandia dan Latvia.