REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Senat Brasil pada Rabu (11/8) menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang memberi wewenang kepada presiden untuk menghentikan sementara paten vaksin dan bahan-bahannya dalam keadaan darurat kesehatan atau publik, seperti pandemi virus corona.
RUU itu, setelah disahkan di majelis perwakilan rakyat Brasil, akan diserahkan ke Presiden Jair Bolsonaro untuk kemungkinan ditandatangani. Bolsonaro sebelumnya telah berbicara menentang RUU tersebut, dengan mengatakan itu dapat merusak hubungan Brasil dengan negara-negara produsen vaksin.
Bolsonaro juga mengatakan bahwa negara itu tidak akan memiliki teknologi untuk memproduksi beberapa vaksin bahkan jika hak patennya dilanggar. Senat Brasil memulihkan beberapa ketentuan yang dihapus oleh majelis perwakilan Rakyat, termasuk beberapa ketentuan yang mengharuskan pemegang hak paten vaksin untuk berbagi informasi dan materi biologis yang diperlukan untuk mereproduksi vaksin dan kemungkinan hukuman jika ketentuan tidak dipatuhi.
Baca juga : Pengunjung yang ke Mal di Bandung Harus Sudah Divaksin