REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (12/80 memberikan peringatan keras jika pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban mencapai ibu kota Kabul.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, menekankan pentingnya negosiasi intra-Afghanistan yang sedang berlangsung di Doha, Qatar, serta memperingatkan bahwa pertempuran di dalam Kabul akan menyebabkan bencana kemanusiaan besar.
"Kami berharap diskusi minggu ini di Doha antara perwakilan Republik Islam Afghanistan dan Taliban, bersama utusan regional dan internasional akan mendatangkan penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," kata Dujarric di markas besar PBB di New York.
"Jelas bahwa pertempuran di kota seperti Kabul akan memiliki dampak bencana bagi warga sipil, dan kami sangat berharap ini tidak terjadi," kata dia.
Taliban menguasai markas dan bandara Korps Pamir ke-217 Tentara Nasional Afghanistan di provinsi Kunduz, utara Afghanistan yang strategis, pada Kamis pagi, kelompok itu memaksa tentara Afghanistan untuk melarikan diri, kata seorang pejabat pemerintah.
Kelompok garis keras itu menyita semua senjata dan amunisi pangkalan itu dan secara terpisah mengambil wilayah Ghazni di tengah Afghanistan dari pasukan pemerintah, menjadikannya ibu kota provinsi kesepuluh yang jatuh ke tangan mereka.
Ghazni, yang terletak di rute antara Kabul dan Kandahar, diambil alih oleh Taliban tanpa baku tembak, kata seorang pejabat. Dia mengungkapkan bahwa semua pejabat pemerintah daerah, termasuk gubernur provinsi, telah melarikan diri ke Kabul. Ghazni terletak hanya 150 kilometer dari Kabul.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan di Kabul mengklaim telah membunuh 326 Taliban dalam 24 jam terakhir dalam serangan darat dan udara.