REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat (13/8) mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan terkait situasi yang memburuk di negara itu.
Berbicara pada konferensi pers di wilayah Oblast Rostov, Menlu Rusia Lavrov mengatakan pertemuan seperti itu akan membantu jika digunakan untuk meluncurkan dialog konstruktif intra-Afghanistan. Menteri Rusia menilai secara negatif pergerakan agresif Taliban baru-baru ini, dan mengatakan kondisi seperti itu memperlambat proses perdamaian Afghanistan, yang didukung oleh semua kekuatan besar.
Dia menambahkan bahwa Moskow tidak puas dengan perkembangan terakhir di Afghanistan dan menyerukan perluasan kelompok mediator internasional, termasuk Iran dan India. Perhatian utama Rusia atas situasi saat ini di Afghanistan adalah bahwa permusuhan dapat meluap ke wilayah sekutu Asia Tengahnya, ujar Lavrov.
"Di tengah situasi yang memburuk di Afghanistan, Moskow meminta semua pihak untuk melanjutkan pembicaraan damai," tutur dia.
Rusia tak berencana evakuasi staf kedutaannya di Kabul
Dalam pernyataan terpisah, utusan presiden Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan Moskow tidak mempertimbangkan kemungkinan untuk mengevakuasi kedutaan besarnya di ibu kota Afghanistan, Kabul. Taliban tidak ada kemungkinan untuk merebut Kabul "dalam waktu dekat," kata Kabulov kepada wartawan di Moskow.
Situasi saat ini adalah akibat dari penundaan pembicaraan damai oleh pemerintah Afghanistan, ungkap Kabulov, sambil mendesak otoritas Afghanistan untuk segera melakukan dialog dengan Taliban.