Senin 16 Aug 2021 07:51 WIB

AS Coba Bangun Kepercayaan di Antara Palestina dan Israel

Washington sedang berusaha untuk menghidupkan kembali Kuartet Internasional.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina selama sholat selama demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Be Dajan dekat kota Nablus, Tepi Barat utara,  Jumat (9/10/2020).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina selama sholat selama demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Be Dajan dekat kota Nablus, Tepi Barat utara, Jumat (9/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Amerika Serikat (AS) sedang berusaha untuk membangun kepercayaan antara Palestina dan Israel. Hal ini diungkapkan oleh anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Ahmed Majdalani pada Ahad (15/8) kepada Radio Suara Palestina.

“Pemerintah AS sedang berusaha untuk membangun kepercayaan antara pihak Palestina dan Israel,” ujar Majdalani, dilansir Anadolu Agency, Senin (16/8).

Baca Juga

Majdalani memperingatkan bahwa setiap upaya untuk membangun kepercayaan tanpa cakrawala politik atau menghentikan pembangunan pemukiman Israel, akan mengarah hanya pada mengonsolidasikan status quo. "Pemerintah AS merasa situasi di Tel Aviv belum matang, sehingga mereka tidak dapat menekan pemerintah (Israel) karena ini dapat menyebabkan keruntuhannya," kata Majdalani.

Majdalani mengatakan, Washington sedang berusaha untuk menghidupkan kembali Kuartet Internasional.  Namun, tidak ada langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

Kuartet Internasional untuk Timur Tengah yang terdiri dari AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB dibentuk pada 2002. Pembentukan Kuartet Internasional bertujuan untuk menengahi antara Palestina dan Israel dalam mencapai penyelesaian politik.

Baca juga : JK Yakin Taliban akan Lebih Moderat

Negosiasi antara Palestina dan Israel terhenti pada 2014. Ketika itu, Iarael  menolak untuk menghentikan aktivitas pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.

Berdasarkan data perkiraan Israel dan Palestina, terdapat sekitar 650 ribu pemukim yang tinggal di 164 permukiman dan 124 pos terdepan di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur yang diduduki. Di bawah hukum internasional, semua pemukiman Israel di wilayah pendudukan dianggap ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement