REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ormas Islam Malaysia, MAPIMM, menyerukan kepada Imarah Islam Afghanistan yang baru didirikan oleh Taliban untuk menahan diri dari segala kekerasan dalam proses pemindahan kekuasaan.
"Adanya peningkatan ketakutan di benak warga sipil Afghanistan menciptakan situasi keamanan yang sangat tidak pasti," kata Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden MAPIM, melalui keterangan tertulis, Selasa.
MAPIM sangat prihatin dengan nasib warga sipil yang panik untuk melarikan diri dan mencari perlindungan ke lokasi yang terjamin keamanannya di dalam dan di luar Afghanistan.
Menurut MAPIM, pemimpin Taliban harus menjamin keselamatan semua, termasuk mereka yang telah melayani pemerintah Amerika Serikat (AS) selama 20 tahun terakhir. Fungsi lembaga kesehatan dan pendidikan negara itu tidak boleh dihentikan.
"Orang-orang sekarang menghadapi masa depan yang tidak pasti dan anak-anak Afghanistan harus diberi kesempatan untuk mengejar mimpi mereka," tutur Azmi.
MAPIM menyerukan proses transisi yang mulus untuk menghindari pertumpahan darah dan warga kota Kabul harus diizinkan untuk bergerak bebas. Saat ini jutaan orang Afghanistan yang berada di kamp-kamp pengungsi harus diizinkan untuk kembali ke rumah mereka dengan selamat, kata Azmi.
MAPIM menyerukan para pemimpin Taliban untuk mengambil jalan moderat dan terlibat dengan dunia Muslim. "Kami mendesak OKI untuk mengadakan pertemuan khusus tentang situasi di Afghanistan. Upaya diplomatik harus dimulai dengan tujuan membantu rakyat Afghanistan dalam kebutuhan dasar dan infrastruktur mereka," kata Azmi.