Rabu 18 Aug 2021 22:05 WIB

Tiga Orang Tewas dalam Protes Anti-Taliban di Jalalabad

Puluhan orang terluka setelah milisi Taliban menembaki pengunjuk rasa

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Seorang milisi Taliban mengibarkan bendera mereka di atas kendaraan saat mereka berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelahnya. pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Seorang milisi Taliban mengibarkan bendera mereka di atas kendaraan saat mereka berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelahnya. pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas selama protes anti-Taliban di kota Jalalabad, Afghanistan, pada Rabu (18/8). Menurut saksi mata, protes tersebut juga turut melukai puluhan orang setelah milisi Taliban menembaki pengunjuk rasa di kota tersebut.

Para saksi mata mengatakan, kematian pengunjuk rasa terjadi ketika penduduk setempat mencoba memasang bendera nasional Afghanistan di alun-alun Jalalabad, sekitar 150 kilometer dari ibu kota di jalan utama ke Pakistan. Rekaman video yang diambil oleh kantor berita lokal, Pajhwok Afghan News menunjukkan pengunjuk rasa di kota membawa bendera Afganistan melarikan diri dengan suara tembakan mengiringnya. 

Baca Juga

Secara terpisah, seorang mantan pejabat polisi mengatakan, bahwa empat orang telah tewas dan 13 terluka dalam protes tersebut. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Reuters belum memverifikasi bagaimana kematian itu terjadi. "Ada beberapa pembuat onar yang ingin membuat masalah bagi kami," kata seorang milisi Taliban yang hadir di Jalalabad pada saat insiden itu. "Orang-orang ini mengeksploitasi kebijakan longgar kami." Juru bicara Taliban belum menanggapi insiden ini.

Sebagai kekuatan konsolidasi Taliban, salah satu pemimpin dan pendiri mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar, kembali ke Afghanistan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun. Seorang pejabat Taliban mengatakan para pemimpin akan menunjukkan diri mereka kepada dunia, tidak seperti di masa lalu ketika mereka hidup mengumpat.

Baca juga : Mengapa Taliban Wajibkan Pelihara Jenggot dan Pukul Wanita?

"Perlahan, secara bertahap, dunia akan melihat semua pemimpin kami," kata pejabat senior Taliban. "Tidak akan ada bayangan kerahasiaan," ujarnya menambahkan.

Dalam jumpa pers pertama mereka, Taliban menunjukkan bahwa mereka akan memberlakukan undang-undang mereka dengan lebih lembut daripada selama pemerintahan mereka yang keras tahun 1996-2001. "Kami tidak menginginkan musuh internal atau eksternal," kata juru bicara utama Taliban Zabihullah Mujahid.

"Perempuan akan diizinkan untuk bekerja dan belajar dan akan sangat aktif dalam masyarakat tetapi dalam kerangka Islam," ujarnya menambahkan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement