REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Regulator obat Kuba memberikan persetujuan darurat untuk Soberana 2 yang merupakan vaksin karya dalam negeri kedua. Izin ini memungkinkan penyertaan penuh vaksin itu dalam program inokulasi untuk mengekang wabah virus corona.
Vaksin Soberana, yang menurut Kuba memiliki tingkat kemanjuran 91,2 persen, telah digunakan untuk memvaksinasi beberapa petugas kesehatan dan warga di daerah dengan tingkat penularan tinggi sebagai bagian dari studi intervensi awal. Persetujuan dari Pusat Pengendalian Obat, Peralatan, dan Alat Kesehatan berarti obat yang terdiri dari dua suntikan awal dan booster itu dapat dimasukkan dalam program vaksin nasional dan juga dapat membantu perizinan vaksin di luar negeri.
Dilansir kantor berita Reuters pada Sabtu (21/8), sistem perawatan kesehatan Kuba telah kewalahan oleh wabah Covid-19 baru-baru ini. Kuba berjuang dengan kekurangan oksigen, obat-obatan, dokter, dan peralatan. Hanya seperempat dari populasi sekitar 11 juta yang telah divaksinasi lengkap.
Kuba saat ini memiliki salah satu tingkat kasus dan kematian per kapita yang dikonfirmasi secara resmi tertinggi di dunia. Walau Kuba berhasil menjaga keduanya tetap rendah untuk sebagian besar tahun lalu. Jumlah sebenarnya kemungkinan bahkan lebih tinggi, menurut laporan dari berbagai provinsi karena wabah terbaru telah melampaui kapasitas pengujiannya.
Menteri Kesehatan Kuba Jose Angel Portal mengatakan pekan ini jumlah kematian resmi kemungkinan kecil karena hanya mencakup orang-orang yang secara resmi dites positif Covid-19 sebelum meninggal.
Di sisi lain, vaksin Soberana 2 disetujui bulan lalu untuk penggunaan darurat di Iran. Iran mencapai kesepakatan dengan Kuba untuk memproduksi obat dalam skala industri di republik Islam itu.
Vaksin Covid-19 lain yang diproduksi secara lokal, Abdala, yang menurut Kuba memiliki tingkat kemanjuran 92,28 persen telah disetujui oleh regulator Kuba untuk digunakan bulan lalu. Data uji klinis fase akhir yang menunjukkan tingkat kemanjuran untuk kedua vaksin belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review.