REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan sekitar tiga juta anak di Yaman kehilangan akses pendidikan. Hal itu karena konflik yang masih berlangsung di negara tersebut.
“Dengan dimulainya tahun ajaran di Yaman, jangan lupa konflik telah menghancurkan ratusan sekolah dan membuat hampir tiga juta anak tidak dapat mengikuti pendidikan tahun ini. Anak-anak Yaman, seperti semua anak, harus kembali ke sekolah,” kata delegasi ICRC untuk Yaman, Katharina Ritz, dikutip laman Middle East Monitor, Sabtu (21/8).
Awal Agustus lalu, badan anak-anak PBB, Unicef, melaporkan 8,1 juta anak di Yaman memerlukan bantuan pendidikan darurat. Sepekan lalu, tahun ajaran baru dimulai di Yaman di tengah kondisi kehidupan dan kesehatan yang sangat sulit.
Konflik di Yaman telah berlangsung selama tujuh tahun. Kondisi di sana kian mencemaskan sejak koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan operasi militer untuk mendukung pasukan pemerintah melawan kelompok pemberontak Houthi. Houthi menguasai beberapa provinsi, termasuk ibu kota Sanaa.
Menurut PBB, konflik Yaman telah merenggut 223 ribu nyawa. Dari 30 juta penduduknya, 80 persen di antaranya kini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. PBB telah menyatakan krisis Yaman merupakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.