REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura telah menawarkan bantuan ke Amerika Serikat untuk mengevakuasi pengungsi dari Afghanistan menggunakan pesawat multi-fungsi tanker transport (MRTT) A330 milik Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF). Hal itu menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Senin (23/8).
MRTT RSAF dapat mengangkut hingga 266 penumpang atau 37.000 kg kargo dan dapat digunakan untuk mengevakuasi personel yang sakit atau terluka.
“Saya katakan kepada Wakil Presiden (Harris) bahwa kami tahu bahwa AS sedang melakukan operasi evakuasi pengungsi dari Afghanistan, dan Singapura ingin menawarkan kepada AS penggunaan pesawat (MRTT RSAF) untuk membantu pengangkutan udara,” kata Lee dalam konferensi pers bersama dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berada di Singapura untuk kunjungan resmi tiga hari untuk menegaskan kembali komitmen AS terhadap Indo-Pasifik.
Negara-negara tersebut juga telah sepakat untuk memperdalam kolaborasi di berbagai bidang, termasuk keamanan siber, pertahanan, dan krisis iklim. Harris berterima kasih kepada Lee atas "tawaran yang sangat murah hati" mengenai Afghanistan dan menantikan untuk menindaklanjuti diskusi itu.
Lee mengatakan pemerintahan Biden mewarisi situasi yang "sangat sulit", kaarena telah menginvestasikan "darah dan harta yang cukup besar" di Afghanistan. "Tapi itu adalah tugas yang sulit karena sejarah, geografi, dan persaingan suku yang kompleks di tempat itu," kata dia.
Lee mengatakan presiden AS berturut-turut telah menyatakan tekad mereka untuk menarik diri dari Afghanistan dan dia mengatakan kepada Harris bahwa Singapura memahami alasan Biden atas keputusannya.
"Intervensi AS telah menghentikan kelompok teroris menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan yang aman selama 20 tahun," kata Lee.
Lee mengatakan Singapura berpartisipasi dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional di Afghanistan, dan mengirim tim rekonstruksi provinsi untuk mendukung rakyat Afghanistan dalam rekonstruksi negara mereka.