Rabu 25 Aug 2021 07:40 WIB

Gubernur New York Baru Tambah Jumlah Pemimpin Perempuan AS

Saat ini ada sembilan perempuan yang menjabat sebagai gubernur di AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Gubernur New York, Kathy Hochul
Foto: AP/Mark Lennihan, File
Gubernur New York, Kathy Hochul

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saat Kathy Hochul secara resmi diangkat sebagai gubernur New York, itu berarti sejumlah perempuan telah membuat sejarah memimpin negara bagian Amerika Serikat (AS). Saat ini, ada sembilan perempuan yang menjabat sebagai gubernur di AS. 

Akan tetapi, terpilihnya perempuan sebagian pemimpin negara bagian AS yang cukup banyak, proporsionalitas gender masih jauh. Hochul memulai masa jabatannya sejak Selasa (24/8). Dia adalah perempuan pertama yang memegang salah satu jabatan gubernur paling terkemuka di AS.

Baca Juga

"New York secara keseluruhan telah menjadi tempat yang sulit bagi perempuan untuk menembus level tertinggi, karena ada banyak penjaga gerbang yang kuat," kata direktur Pusat Perempuan dan Politik Amerika di Rutgers University, Debbie Walsh. 

"Dan sayangnya, bahkan pada 2021, perempuan masih terlihat, pada dasarnya, sebagai pendatang baru," kata Walsh. 

Satu abad setelah perempuan memperoleh hak untuk memilih, 19 negara bagian AS masih belum pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Itu termasuk beberapa negara bagian terpadat, seperti Kalifornia, Florida, Pennsylvania, dan Illinois. Bahkan jika perempuan berhasil memimpin, pemilihan ulang Kalifornia dari Gubernur Gavin Newsom bulan depan tampaknya tidak akan mengangkat seorang perempuan ke posisi teratas negara bagian.

Hochul telah menjabat sebagai letnan gubernur New York sampai menggantikan rekan sesama anggota Demokrat Andrew Cuomo. Cuomo mengundurkan diri setelah satu dekade menjabat karena penyelidikan jaksa agung yang menyatakan dia melakukan pelecehan seksual terhadap 11 perempuan.

Selain sebagai pengganti, Hochul sudah mengumumkan dia akan mencari masa jabatan empat tahun penuh pada 2022. Tahun depan pun bisa menjadi tahun yang penting bagi perempuan yang mencalonkan diri sebagai gubernur.

Gubernur Demokrat Kate Brown dari Oregon akan menjadi satu-satunya pejawat perempuan yang dilarang mencalonkan diri kembali berdasarkan batas masa jabatan. Sedangkan enam gubernur laki-laki juga akan dibatasi masa jabatannya, membuka jalan bagi calon baru dari kedua partai untuk menduduki jabatan tersebut.

Contoh saja Arizona, yang dipimpin dari Partai Republik, Doug Ducey, tidak bisa mencalonkan lagi. Wilayah itu sudah memiliki beberapa kandidat perempuan, termasuk Bendahara Negara Republik Kimberly Yee dan Sekretaris Negara Demokrat Katie Hobbs. Arizona sudah memegang rekor pemimpin perempuan terbanyak yang pernah menjabat sebagai gubernur dengan empat orang. Posisi itu disusul Kansas dengan memiliki tiga perempuan yang pernah menjadi gubernur. 

Sementara, Arkansas tidak pernah memiliki seorang perempuan menjabat sebagai gubernur. Namun, seorang pejabat tinggi Partai Republik akan mengadu Jaksa Agung Leslie Rutledge melawan Sarah Sander yang merupakan juru bicara untuk mantan Presiden Donald Trump dan putri mantan Gubernur, Mike Huckabee.

Pada 2018, para advokat politik perempuan juga memprediksi ada rekor jumlah calon gubernur. Tapi mereka pada akhirnya tidak bisa membuat rekor baru kemenangan.

Perempuan saat ini memegang 18 persen kantor gubernur, jauh lebih sedikit dari rekor baru tahun ini sebesar 27 persen kursi kongres dan 31 persen kursi legislatif negara bagian. Selain itu, Wakil Presiden Kamala Harris juga menjadi perempuan pertama dalam peran itu tahun ini.

Menurut Walsh, tantangan dalam memilih perempuan sebagai gubernur adalah mengatasi stereotip laki-laki sebagai pemimpin yang lebih kuat dan lebih tegas. Sedangkan presiden dan CEO United WE nirlaba yang berbasis di Kansas City, Missouri, Wendy Doyle, menyatakan tantangan lain adalah memperbanyak perempuan yang bersedia memasuki politik. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement