REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Setidaknya dua ledakan terjadi di dekat bandara Kabul, Kamis (26/8) waktu setempat. Amerika Serikat (AS) menggambarkan ledakan itu sebagai 'serangan kompleks' di tengah proses evakuasi di bandara Kabul, Afghanistan.
Para pejabat AS mengaku khawatir tentang serangan lebih jauh yang dapat terjadi setelah ledakan ini. Seorang pejabat Taliban mengatakan, ledakan Kamis menewaskan 13 orang, termasuk anak-anak, dan melukai penjaga Taliban.
Para pejabat AS mengungkapkan, ada sekitar 5.200 tentara Amerika yang memberikan keamanan di bandara Kabul. Serangan tersebut terjadi setelah AS dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah itu karena ancaman militan ISIS.
Sebuah sumber yang mengetahui briefing kongres AS mengatakan, para pejabat AS sangat percaya bahwa afiliasi Afghanistan dari Negara Islam, yang dikenal sebagai Negara Islam Khorasan (ISIS-K), setelah nama lama untuk wilayah tersebut, bertanggung jawab. ISIS-K ditentang oleh AS dan Taliban.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, satu ledakan terjadi di dekat Gerbang Abbey bandara dan ledakan lainnya di dekat Hotel Baron. Dua pejabat AS mengatakan setidaknya satu ledakan tampaknya berasal dari bom bunuh diri.
Baca juga : Menlu Retno Bertemu Perwakilan Taliban di Qatar
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa ledakan di Gerbang Abbey adalah hasil dari serangan kompleks yang mengakibatkan sejumlah korban AS & sipil," kata Kirby di Twitter. "Kami juga dapat mengkonfirmasi setidaknya satu ledakan lain di atau dekat Baron Hotel, tidak jauh dari Abbey Gate."
Kedutaan Besar AS di Kabul menggambarkan "ledakan besar" terjadi di dekat bandara Kabul. Pihaknya mengatakan ada laporan tentang tembakan.
Sebuah sumber yang berhubungan dengan seorang saksi melalui pesan teks mengutip saksi yang mengatakan, bahwa tampaknya telah terjadi dua serangan terpisah tetapi bersamaan. Satu oleh seorang pengebom bunuh diri di dekat bus yang berbaris di luar Abbey Gate, kemudian ledakan itu diikuti oleh tembakan senjata ringan.
Serangan kedua terjadi di Gerbang Baron, dinamai berdasarkan Hotel Baron di dekatnya. Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mengutip saksi yang mengatakan bahwa anak-anak termasuk di antara korban.
Pengangkutan udara besar-besaran terhadap warga negara asing dan keluarga mereka serta beberapa warga Afghanistan telah berlangsung sejak sehari sebelum pasukan Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus. Ini membatasi kemajuan cepat di seluruh negeri saat pasukan AS dan sekutu mundur. AS dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa sekitar 95.700 orang, termasuk 13.400 pada Rabu (25/8).
Baca juga : Jokowi Optimistis Ekonomi Indonesia akan Membaik