Selasa 31 Aug 2021 00:10 WIB

Sembilan Orang Tewas akibat Serangan Drone AS di Kabul

Ledakan berikutnya terjadi karena pembom membawa sejumlah besar bahan peledak.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
 Sebuah kendaraan yang hancur terlihat di dalam sebuah rumah setelah serangan pesawat tak berawak AS di Kabul, Afghanistan, Minggu, 29 Agustus 2021.
Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi
Sebuah kendaraan yang hancur terlihat di dalam sebuah rumah setelah serangan pesawat tak berawak AS di Kabul, Afghanistan, Minggu, 29 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sembilan anggota keluarga termasuk enam anak Afghanistan tewas oleh serangan pesawat tak berawak AS di Kabul. Korban sipil terjadi saat AS menarget kendaraan yang membawa terduga anggota ISIS. "Amerika mengatakan serangan ini menargetkan beberapa pengebom bunuh diri ISIS yang sedang dalam perjalanan ke bandara Kabul," kata seorang pejabat AS.

Komando Pusat AS mengatakan bahwa ledakan berikutnya terjadi karena pembom membawa sejumlah besar bahan peledak, sehingga menewaskan lebih banyak orang daripada target yang dimaksudkan. Seorang gadis berusia dua tahun adalah yang termuda yang terbunuh, menurut seorang kerabat dari salah satu korban tewas. 

Baca Juga

"Mereka adalah keluarga biasa. Kami bukan ISIS atau Daesh dan ini adalah rumah keluarga di mana saudara-saudara saya tinggal bersama keluarga mereka,"jelas salah seorang keluarga dilansir dari Alarabiya English, Senin (30/8).

Seorang tetangga mengatakan kepada CNN bahwa beberapa orang tewas dalam serangan itu. "Semua tetangga mencoba membantu dan membawa air untuk memadamkan api dan saya melihat ada lima atau enam orang tewas," kata mereka. "Ayah dari keluarga dan anak laki-laki lain dan ada dua anak," tambahnya.

Laporan awal termasuk yang mengutip seorang kepala polisi Afghanistan menyatakan bahwa serangan roket di Kabul pada hari Ahad telah menewaskan seorang anak. Pejabat AS segera setelah itu mengonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak telah diluncurkan ke target.

“Kami tahu bahwa ada ledakan besar dan kuat berikutnya yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan. Menunjukkan sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," kata Kapten Bill Urban, Juru bicara Komando Pusat AS, "Tidak jelas apa yang mungkin terjadi, dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut," tambahnya.

AS melancarkan serangan udara lain pada Sabtu (28/8) yang menargetkan ISIS di Provinsi Nangarhar Timur Afghanistan. Hal ini terjadi setelah kelompok ekstremis itu menewaskan lebih dari 200 warga Afghanistan dan 13 tentara AS dalam serangan bunuh diri di bandara Kabul pada hari Kamis. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement