REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Taliban menolak gagasan zona aman yang dikendalikan PBB di Kabul. Menurut kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara tersebut, gagasan zona aman tidak diperlukan.
Sabtu (28/8) lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris dan London akan menggelar pembicaraan. Mereka akan membahas pembentukan 'zona aman' agar operasi humanitarian dapat terus dilakukan.
"Itu tidak perlu. Afghanistan adalah negara merdeka, mengapa bisa zona seperti itu dibentuk di Prancis atau Inggris," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen pada stasiun televisi France Inter seperti dikutip Sputnik News, Senin (30/8).
Namun ia menambahkan Taliban mendukung gagasan membuat kesepakatan dengan 'sejumlah negara' untuk membantu operasi perbaikan bandara Kabul. Afghanistan jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus lalu.
Baca juga : Taliban Izinkan Semua Warga Asing Keluar dari Afghanistan
Negara-negara asing mengevakuasi warga dan diplomatnya serta ribuan warga Afghanistan yang nyawanya terancam dibawah pemerintahan Taliban. Mereka bergegas berdesak-desakan di bandara Kabul untuk meninggalkan Afghanistan.
Pada Kamis (25/8) lalu ISIS menyerang bandara yang penuh sesak. AS membalas serangan tersebut.